Ilmuwan Muslim Masa Daulah Abbasiyah
Semangat para ilmuan muslim untuk mewujudkan ide-ide cemerlang melalui
penemuan, karya-karya ilmiah tergambar dari berkembangnya ilmu pengetahuan pada
masa itu. Kondisi, situasi, dan dukungan penguasa membuat iklim, tradisi dan budaya
ilmiah melaju begitu cepat.
Kegiatan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno, buku-buku, literatur tentang
ilmu pengetahuan yang pada awalnya berbahasa Yunani dan Romawi diterjemahkan
kedalam bahasa Arab.
a. Ilmuan Bidang Kedokteran
Minat orang Arab terhadap ilmu kedokteran diilhami oleh hadits Nabi
Muhammad Saw yang membagi pengetahuan ke dalam dua kelompok : teologi dan
kedokteran. Para penulis utama bidang kedokteran itu adalah orang Persia yang
menulis dalam bahasa Arab: Ali At-Thabari, Al-Razi, dan Ibnu Sina. Gambar dua
orang di antara mereka, Ar-Razi dan Ibnu Sina, menghiasi ruang besar Fakultas
Kedokteran di Universitas Prancis.
Ali Ibnu Rabban At-Thabari (Dokter Masyhur Abad Klasik)
Ali bin Sahl Rabban At-Thabar lahir tahun 838 M. Pada awalnya seorang
yang beragama Kristen dari Tabaristan, ia masuk Islam dan menjadi dokter
pribadi khalifah Al-Mutawakkil. Ayahnya adalah seorang dokter dan penulis
kaligrafi yang hebat, dan dari ayahnya Ali At-Thabari pertama kali belajar ilmu
kedokteran. Ali At-Thabari wafat tahun 870 M.
Ali At-Thabari tidak hanya ahli dalam bidang ilmu kedokteran, ia juga ahli
astronomi, filsafat, matematika, dan sastra. Ali At-Thabari mahir berbahasa
Arab dan Yunani, beliau juga terkenal sebagai tokoh ilmuan pertama yang
menulis ensiklopedia kesehatan (Firdaus Al-Hikmah). Salah seorang muridnya
yang terkenal adalah Zakaria Ar-Razi.
Karya-karya Ali At-Thabari di antaranya :
- Firdaus Al-Hikmah : merupakan ensiklopedia
kesehatan yang memuat di dalamnya tentang
obat-obatan dan cabang ilmu kesehatan. Buku
ini ditulis pada tahun 850 M dan terdiri dari
tujuh jilid.
- Din Ad-Daulah : sebuah kitab membahas
tentang agama dan negara.
- Hifzussihhah : sebuah buku yang menjelaskan cara menjaga kesehatan, dan
masih banyak yang lainnya.
Ar-Razi (Penemu Penyakit Cacar Air dan Darah Tinggi)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya Ar-Razi.
Dilahirkan di kota Rayy, Thehran, ibukota Iran. Di Baghdad, dikenal sebagai
kepala dokter di rumah sakit besar yang ia dirikan sendiri.
Ar-Razi juga merupakan penulis paling produktif, semasa hidupnya ia
menulis tidak kurang dari 200 karya ilmiah. Diantaranya adalah :
o Al-Hawi (buku yang komprehensif) : buku ini dianggap sebagai karya utama
Ar-Razi dalam bidang kedokteran, yang pertama kali diterjemahkan ke
bahasa Latin oleh seorang dokter Yahudi Sisilia, Faraj bin Salim pada 1279
M.
o Al-Judari wal Hasbah : buku ini membahasa tentang penyakit cacar air,
campa, dan bisul serta dipandang sebagai mahkota dalam literatur ilmu
kedokteran. Buku ini pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di
Vanesia pada tahun 1565 M.
Karya-karya besar Ar-Razi menjadi rujukan utama bagi pengembangan
ilmu kedokteran di masa-masa mendatang. Buku-buku karya Ar-Razi banyak
dijumpai di perpustakaan universitas di Eropa, dan digunakan sebagai buku
rujukan untuk dunia kedokteran di Barat.
Masih banyak lagi karya-karya besar Ar-Razi yang sangat berarti bagi
perkembangan ilmu kedokteran, di antaranya adalah :
- Small-pox (penyakit cacar). Ia merupakan sarjana Islam pertama yang
meneliti penyakit ini. Ia lah yang membagi penyakit ini menjadi dua bagian;
cacar air (variola) dan cacar merah (vougella). Penemuan ini melambungkan
namanya dalam dunia kedokteran.
- Air Raksa (Hg). Salah satu penemuan Ar-Razi yang sangat berguna dalam
dunia medis.
- Diagnosa Hypertensi. Ar-Razi adalah seorang dokter yang pertama kali
melakukan diagnosis terhadap hypertensi (darah tinggi). Metode
pengobatannya tergolong khas, yaitu dengan pemanasan syaraf. Ia juga
melakukan pengobatan mirip cara akupuntur yang sudah amat populer saat
ini.
Ibnu Sina (di Barat dikenal dengan nama Aveciena).
Nama lengkapnya Abu
Ali Al-Husayn bin
Abdullah bin Ali bin Sina.
Orang Arab memberinya
gelar Syaikhurrais
(pemimpin orang
terpelajar). Lahir pada
tahun 980 M, dan wafat tahun 1037 M. dianugrahi dengan kemampuan luar
biasa untuk menyerap dan memelihara pengetahuan, sarjana Islam dari Persia
ini membaca buku-buku di perpustakaan besar milik raja dan pada usia 21
tahun mulai menulis buku.
Sebagai dokter, Ibnu Sina lebih suka tindakan preventif daripada kuratif
dan selalu menguatkan aspek rohani dan jasmani pasien dalam pengobatannya.
Dalam pandangannya, makanan, minuman, temperatur, polusi udara, limbah,
keseimbangan pikiran dan gerak tubuh mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan manusia. Semua yang dikatakan Ibnu Sina terbukti dan menjadi
masalah utama atas kesehatan manusia saat ini.
Karya-karya Ibnu Sina dalam bidang ilmu kedokteran antara lain :
- Al-Qanun Fi Thibb : yang artinya “dasar-dasar ilmu kedokteran”. Buku ini
berabad-abad telah menjadi buku yang menguasai dunia pengobatan di Eropa
dan menjadi buku sumber kedokteran di Prancis. Di dalam buku ini
menjelaskan tentang pembengkakan pada paru-paru dan mengenali potensi
penularan wabah penyakit saluran pernafasan, asma dan TBC melalui
pernafasan dan penyebaran berbagai penyakit melalui udara dan air. Obat-
obatan yang disebut dalam buku ini tidak kurang dari 760 macam obat untuk
beragam penyakit.
- As-Syifa : berisi tentang cara pengobatan, termasuk tentang pengobatan
penyakit syaraf.
Bingkai Khazanah :
- Karya-karya dokter muslim selama berabad-abad telah memberi pengaruh
besar terhadap pemikiran dokter-dokter Eropa, sudah saatnya generasi Islam
mengambil peran penting terhadap karya-karya dokter muslim.
b. Ilmuan Filsafat Islam
Filsafat (falsafah) merupakan pengetahuan tentang kebenaran yang dipahami
oleh akal manusia. Mari kita mengenal tokoh-tokoh ilmuan filsafat Islam berikut
ini :
Al-Kindi (Filusuf muslim pertama)
Al-Kindi atau yang bernama lengkap Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin
Sabah Al-Kindi, seorang putra Gubernur yang lahir di Kuffah sekitar tahun
801 M lalu menetap dan meninggal di Baghdad, Irak pada tahun 873 M. Di
barat ia dikenal dengan nama Al-Kindus. Ia hidup pada masa pemerintahan
khalifah Al-Amin, Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim, Al-Watsiq, dan Al-
Mutawakkil. Karena merupakan keturunan asli Arab, maka ia memperoleh
gelar “Filusuf Arab”, dan ia memang merupakan representasi pertama dan
terakhir dari seorang murid Aristoteles (Filusuf Yunani) di dunia timur yang
murni keturunan Arab.
Al-Kindi lebih dari seorang filusuf, ia ahli perbintangan, kimia, ahli mata,
dan musik. Tidak kurang dari 361 buah karya ilmiah ditulisnya. Namun
sayangnya kebanyakan dari karya-karnya itu tidak bisa ditemukan. Diantara
karya filsafatnya adalah “Risalah fi Madkhal al-Mantiq bil Istifa al-Qaul Fih”
sebuah pengantar lengkap logika.
Lewat karyanya Al-Kindi berusaha menjelaskan hubungan agama dengan
filsafat, ia mengatakan antara filsafat dengan agama tidak ada pertentangan
dan tidak perlu dipertentangkan, karena keduanya sama-sama mencari
kebenaran. Titik temu pada kebenaran inilah yang kemudian menyebabkan
banyak ilmuan muslim dan lainnya mengkaji pemikiran filsafat Yunani-
Romawi sehingga filsafat menjadi salah satu hasi dan bentuk pemikiran
ilmuan muslim yang cemerlang.
Al-Ghazali (Hujjatul Islam)
Imam Ghazali memiliki nama lengkap
Abu Hamid bin Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali At-Tusi, bergelar
Hujjatul Islam yang artinya orang yang
memiliki kewenangan/otoritas atas Islam.
Di lahirkan di Thusi, Khurasan pada tahun 1059 M dan wafat tahun 1111 M. Guru Imam Ghazali
adalah Al-Imam Haramain Al-Juwaini, seorang ulama besar dan mengajar di
Madrasah An-Nidzamiyah, Baghdad, Iraq.
Imam Ghazali memiliki karakter tekun, rajin, teliti, dan cerdas sehingga
banyak disiplin ilmu yang dikuasainya. Di antaranya seperti, ilmu kalam,
fiqih, teologi, filsafat, kimia, matematika dan lain sebagainya.
Imam Ghazali berhasil menulis sekitar dua ratus kitab. Di antara karyanya
yang masyhur adalah :
- Tahafutut Falasifah (kerancuan filsafat) : sebuah kitab yang membahas
tentang filsafat Islam
- Ihya ‘Ulumiddin : kitab tasawuf yang membahas tentang kaidah dan prinsip
dalam menyucikan jiwa yang membahas tentang penyakit hati, pengobatannya
dan mendidik hati. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal dari Imam
Ghazali.
Ibnu Maskawaih
Memiliki nama lengkap Abu Ali Ahmad ibnu Muhammad ibnu
Maskawaih. Lahir di Iran pada tahun 932 M dan wafat tahun 1030 M. Ibnu
Maskawaih merupakan sosok ilmuan muslim bidang ilmu filsafat akhlaq.
Menurutnya, akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran
terlebih dahulu.
Selama hidupnya Ibnu Maskawaih banyak
menghasilkan karya tulis yang sangat luar biasa dan
mempengaruhi perkembangan ilmu filsafat di
kemudian hari. Di antara karya-karnya adalah :
Tahzibul Akhlaq Wa Tathirul ‘A’raq : menjelaskan
tantang cara untuk meraih akhlaq yang stabil dan
prilaku yang lurus.
Tartib as Sa’adah : menjelaskan tentang politik dan akhlaq
Jawidan Khirad : kumpulan syair-syair mutiara dan bijak.
c. Ilmuan Kimia
Setelah ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, dan matematika, ilmuan muslim
dalam bidang kimia memberikan peran besarnya terhadap pradaban Islam masa
Daulah Abbasiyah. Adalah Jabir bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak kimia muslim
pertama. Dunia barat menyebutnya dengan Geber.
Jabir bin Hayyan bin Abdullah Kufi,
dilahirkan di desa Thus-Khurasan kemudian
menetap di Kuffah sekitar tahun 776 M. Ia
merupakan tokoh besar dalam bidang ilmu
kimia pada abad pertengahan. Dalam
beberapa riwayat Jabir bin Hayyan pernah
Gambar ilustrasi 18. Jabir bin Hayyan.
Sumber : moslemobsession.com
menimba ilmu kepada putera mahkota Daulah Umayyah Khalid bin Yazid bin
Muawwiyah dan Imam Ja’far As-Shadiq.
Penguasaannya terhadap ilmu kimia membawanya menjadi seorang ahli kimia
yang termasyhur di zamannya. Pendapatnya yang terkenal dalam presfektif
keilmiahannya adalah bahwa logam biasa seperti seng, besi, dan tembaga dapat
diubah menjadi emas, atau perak dengan formula misterius, yang untuk
mengetahuinya ia telah banyak menghabiskan waktu. Jabir bin Hayyan juga
menggambarkan secara ilmiah dua operasi utama kimia: kalnikasi dan reduksi
kimiawi. Ia memperbaiki beberapa motode penguapan, sublimasi, peleburan, dan
kristalisasi.
Buku-buku yang menggambarkan kecerdasan dan penguasaanya terhadap
ilmu kimia seperti :
- Ar-Rahmah : buku cinta
- Al-Tajmi : buku tentang konsentrasi
- Al-Zibaq Al-Sayrqi : Air Raksa Timur
d. Ilmuan Astronomi
Di lahirkan di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 780 M dengan nama
lengkap Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang kemudian lebih dikenal
dengan Al-Khawarizmi. Ia hidup masa pemerintahan khalifah Abdullah Al-
Ma’mun, sosok khalifah Daulah Abbasiyah yang mencintai dan mencurahkan
perhatiannya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
Al-Khawarizmi adalah tokoh utama dalam
kajian matematika Arab dan observer bidang
astronomi. Sebagai seorang pemikir Islam
terbesar, ia telah mempengaruhi pemikiran dalam
bidang matematika melampaui pemikiran ilmuan
Abad Pertengahan lainnya.
Peran Al-Khawarizmi terhadap
pengembangan ilmu astronomi dan matematika
sangatlah besar. Ia telah menyusun tabel
astronomi tertua, ia juga menulis karya tertua tentang aritmatika dan tentang
aljabar. Karya aljabarnya itu disebut Al-Mukhtasar Fil Hisab Al-Jabar wal
Muqabalah. Kitab ini memuat tentang :
- Cara menghitung melalui penjajagan dan jawaban palsu (rules of false
position/regular-fast).
- Pengetahuan matematika yang kemudian disebut barisan Fibonacci, yaitu : 1, 2,
3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144...dan seterusnya. Dengan pola bilangan ini
nantinya akan diperoleh suatu segitiga pascal, dengan penjumlahan bilangan
menurut garis lurus.
0 komentar:
Posting Komentar