Kamis, 24 November 2022

DAULAH ABBASIYAH MEMBANGUN PERADABAN ISLAM

 DAULAH ABBASIYAH

MEMBANGUN PERADABAN ISLAM



A. Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah

Sejarah terbentuknya Daulah Abbasiyah tidak dapat terlepas dari perjalanan sejarah

Daulah Umayyah. Pada awal terbentuknya, Daulah Umayyah mengalami masa kejayaan.

Beragam prestasi mampu dicapai pemerintah Daulah Umayyah, keadaan ini berlangsung

hingga masa pemerintahan khalifah al Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, kemunduran

Daulah Umayyah makin tampak. Sepeninggal khalifah Hisyam bin Abdul Malik,

kemunduran itu semakin tampak. Kekacauan terjadi dimana-mana, pertikaian internal

Keluarga tak terhindarkan.



sejarah Islam dimulai dengan membaca dan memahami teks tentang proses

terbentuknya Daulah Abbasiyah, mari kita membaca dan memahami materi berikut

a. Faktor Pendukung Terbentuknya Daulah Abbasiyah

Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama

90 tahun (660 – 750 M). Sejarawan mencatat cukup banyak kemajuan yang

dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah kekuasaan yang membentang dari India

hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan yang tertata dengan rapih,

penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu pengetahuan.

Terbentuknya Daulah Abbasiyah disebabkan beberapa faktor pendukung.

Antara lain :

1. Perpecahan internal keluarga Daulah

Umayyah dan kekisruhan politik dalam

negeri.

2. Munculnya gerakan perlawanan terhadap

pemerintah Daulah Umayah yang

dilakukan oleh : kelompok Mawali, kelompok Dahaq bin Qais Asy-Syaibani,

dan kelompok Syiah yang menilai tampuk kekuasaan khalifah adalah hak

keturunan Ali bin Abi Thalib dan ingin menuntut balas atas terbunuhnya Husain

bin Ali di Karbala.

3. Perpecahan kelompok suku Arab Utara dan Arab Selatan.

4. Kekecewaan Ulama dan tokoh agama kepada Khalifah Marwan bin Muhammad

yang dinilai tidak memiliki sikap negarawan yang baik.

5. Wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad (khalifah terakhir Daulah

Umayyah) setelah kalah dalam pertempuran di tepi sungai Zab, Irak di tahun

132 H/750 M.

b. Proses Berdirinya Daulah Abbasiyah

Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya

Daulah Abbasiyah, mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah  era baru, dan memang benar-benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah,

karena pendiri Daulah ini merupakan keturunan Abbas bin Abdul Muthalib,

paman Nabi Muhammad Saw. Daulah Abbasiyah berkuasa dalam rentang waktu

yang panjang selama 550 tahun (750 – 1258 M). Berpusat di Baghdad, Irak

sebagai ibu kota, wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah membentang luas meliputi

Asia Barat, Asia Selatan, Afrika Utara hingga Eropa.

Lembar sejarah dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari

sosok keluarga Bani Abbas bernama Ali bin Abdullah. Sebagai sepupu Rasulullah

Saw, ia merasa yang paling berhak menjadi pemimpin setelah Khulafa’ur

Rasyidin. Ali bin Abdullah melakukan propaganda anti Daulah Umayyah, ia

mencoba meraih simpati masyarakat luas dengan menamakan gerakan

propagandanya sebagai keluarga Bani Hasyim. Tetapi sebelum usahanya itu

terwujud, Ali bin Abdullah wafat di tahun 124 H/742 M.

Ambisi Ali bin Abdullah selanjutnya dilanjukan oleh putranya yaitu

Muhammad bin Ali. Dalam rangka mewujudkan cita-citanya itu ia menjadikan

kota Kuffah dan Khurasan sebagai basis gerakan anti Daulah Umayyah. Di kota

Khurasan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari pemimpin masyarakat

Khurasan yaitu Abu Muslim al Khurasani. Namun, Muhammad bin Ali lebih dulu

wafat di tahun 127 H/745 M sebelum cita-citanya meraih kekuasaan terwujud.

Ibrahim bin Muhammad bertekad melanjutkan perjuangan para

pendahulunya sepeninggal Muhammad bin Ali. Gerakan yang dilakukan Ibrahim

bin Muhammad mendapat perhatian khusus dari Khalifah Marwan bin

Muhammad (Khalifah terakhir Daulah Umayyah) dan menganggapnya sebagai

ancaman negara. Untuk meredam gerakan Ibrahim bin Muhammad, pada tahun

128 H/746 M Ibrahim bin Muhammad tertangkap oleh pasukan Daulah Umayyah

dan wafat dalam pengasingan.

Wafatnya Ibrahim bin Muhammad membuat keluarga Bani Abbas semakin

gencar melakukan pemberontakan. Dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani, Abu

Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur melakukan penyerangan terhadap

kota-kota penting Daulah Umayyah dan menguasainya. Keadaan ini membuat

Khalifah Marwan bin Muhammad tidak bisa berbuat apa-apa hingga ia terkepung

di kota Damaskus, Syiria. Walaupun ia berhasil melarikan diri ke Yordania dan

Palestina, Khalifah Marwan bin Muhammad tertangkap di kota Fustat, Mesir dan wafat di sana. Dengan wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad, maka

berakhirlah era pemerintahan Daulah Umayyah.

Dalam masa konflik itu, ada salah seorang keturunan Daulah

Umayyah yaitu Abdurrahman bin Mu’awiyah bin Hisyam bin

Abdul Malik, atau yang lebih dikenal dengan Abdurrahman Ad-

Dakhil. Ia berhasil pergi ke Andalusia dan membangun imperium

kekuasaan Daulah Umayyah ke 2.


Mozaik Sejarah :

Tokoh penting dalam proses berdirnya Daulah Abbasiyah :

a. Ali bin Abdullah (w. 124 H/742 M)

b. Muhammad bin Ali (w. 127 H/745 M)

c. Ibrahim bin Muhammad (w. 128 H/746 M)

d. Abul Abbas As-Saffah (Khalifah pertama)

e. Abu Ja’far al Mansyur (dalam perjalanan sejarah, kelak menjadi khalifah ke 2)


c. Para Pemimpin Daulah Abbasiyah

Daulah Abbasiyah berkuasa

selama lima setengah abad (132 – 656

H / 750 – 1258 M). Dalam masa

kekuasaannya tersebut ada 37 khalifah

yang pernah memimpin, mereka telah

banyak mengukir prestasi dalam

berbagai bidang seperti, kemajuan di

bidang administrasi pemerintahan,

kemajuan bidang ilmu pengetahuan,

kemajuan bidang politik, kemajuan

bidang militer, kemajuan bidang ekonomi, arsitektur, dan sebagianya.

1. Abul Abbas As-Saffah (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-

Abbas), (750 – 754 M).

2. Abu Ja’far Al-Mansyur (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin

Al-Abbas), (754 – 775 M).

3. Al-Mahdi (Muhammad bin Abu Ja’far Al-Mansyur), (775 – 785 M).

4. Musa Al-Hadi (Musa bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (785 – 786 M).

5. Harun Ar-Rasyid (Harun bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (786 – 809 M).

6. Al-Amin (Muhammad bin Harun Ar-Rasyid), (809 – 813 M).

7. Al-Ma’mun (Abdullah bin Harun Ar-Rasyid), (813 – 833 M).

8. Al-Mu’tashim (Muhammad bib Harun Ar-Rasyid), (833 – 842 M).

9. Al Watsiq Billah (Harun bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (842 – 847 M).

10. Al Mutawakkil ‘Alallah (Ja’far bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (847 – 861

M).

11. Al-Muntashir Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (861

– 862 M).

12. Al-Musta’in (Al-Abbas bin Al-Mutawakkil), (862-866 M).

13. Al-Mu’tazz Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (866 –

869 M).

14. Al-Muhtadi Billah (Muhammad Al-Watsiq bin Al-Mu’tashim), (869 – 870 M).

15. Al-Mu’tamad ‘Alallah (Ahmad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (870 –

892 M).

16. Al Mu’tadhid Billah (Ahmad bin Al-mUwaffaq Thalhah bin Al-Mutawakkil

bin Al-Mu’tashim), (892 – 902 M).

17. Al-Muktafi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (902 – 908 M).

18. Al Muqtadir Billah (Ja’far bin Al-Mu’tadhid), (908 – 932 M).

19. Al-Qahir Billah (Muhammad bin Al-Mu’tadhid), (932 – 934 M).

20. Ar-Radhi Billah (Muhammad bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (934 – 940

M).

21. Al-Muttaqi Lillah (Ibrahim bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (940 – 944 M).

22. Al-Mustakfi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (944 – 946 M).

23. Al-Muthi’ Lillah (Al-Fadhl bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (946 – 974 M).

24. At-Thai’ Lillah (Abdul Karim bin Al-Muthi’ bin Al-Muqtadhid), (974 – 991 M)

25. Al-Qadir Billah (Ahmad bin Ishaq bin Al-Muqtadir), (991 – 1031 M).

26. Al-Qaim Biamirillah (Abdullah bin Al-Qadir Billah), (1031 – 1075 M).

27. Al-Muqtadi Biamirillah (Abdullah bin Muhammad bin Al-Qaim Biamirillah),

(1075 – 1094 M).

28. Al-Mustazhhir Billah (Ahmad bin Al-Muqtadi Biamirillah), (1094 – 1118 M).

29. Al-Mustarsyid Billah (Al-Fadhl bin Al-Mustazhhir Billah), (1118 – 1135 M).

30. Al-Rasyid Billah (Mansyur bin Al-Mustazhhir Billah), (1135 – 1136 M).

31. Al-Muqtafi Liamirillah (Muhammad bin Al-Mustazhhir Billah), (1136 – 1160

M).

32. Al-Mustanjid Billah (Yusuf bin Al-Muqtafi Liamirillah), (1160 – 1170 M)

33. Al-Mustadhi’ Biamirillah (Al-Hasan bin Al-Mustanjid Billah), (1170 – 1180

M).

34. An-Nashir Lidinillah (Ahmad bin Al-Mustadhi Biamirillah), (1180 – 1225 M).

35. Az-Zahir Biamirillah (Muhammad bin An-Nashir Lidinillah), (1225 – 1226

M).

36. Al-Mustanshir Billah (Mansyur bin Az-Zahir Biamirillah), (1226 – 1242 M).

37. Al-Musta’shim Billah (Abdullah bin Al-Mustanshir Billah), (1242–1258 M).


Bingkai Khazanah :

- Daulah Abbasiyah menerapkan sistem pemerintahan Monarki,

dimana Khalifah dipilih berdasarkan garis keturunan dan rakyat

harus tunduk menrimanya.

- Di Indonesia menerapkan Demokrasi Pancasila, dimana Presiden

dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum (PEMILU)


d. Keruntuhan Daulah Abbasiyah

Kekhilafahan daulah Abbasiyah tidak dapat lagi mengendalikan dan

mengawasi jalannya roda pemrintahan daerah di wilayah kekuasaan daulah

Abbasiyah sepanjang kawasan Mediterania dengan Asia Tengah.


Akibatnya, muncul disintegrasi antara kekuatan-kekuatan sosial dan

kelompok-kelompok moral. Seiring dengan itu, terjadi kehancuran semangat juang

bangsa Arab, perbudakkan, kehidupan mewah, minum-minuman keras, nyanyi-

nyaian yang rutin dipertunjukan dilingkungan istnana, merupakan faktor lain yang

melemahkan semangat juang dan menghasilkan generasi pewaris takhta yang

lemah.

Ada dua faktor penyebab keruntuhan Daulah Abbasiyah, faktor internal dan

faktor eksternal.

1. Faktor internal lebih banyak berperan sebagai penyebab kehancuran Daulah

Abbasiyah diantaranya ;

a. Hubbud Dunya (kecintaan yang berlebihan terhadap kemewahan dunia).

Periode awal Daulah Abbasiyah berkuasa menghasilkan kemakmuran dan

kemewahan hidup di kalangan penguasa. Kondisi ini mendorong generasi

khalifah berikutnya untuk hidup lebih mewah dari khalifah sebelumnya, hal

ini menyebabkan pemborosan uang kas negara.

b. Konflik keluarga Daulah Abbasiyah yang berujung pada perebutan

kekuasaan. Pada periode kedua kekhalifahan Daulah Abbasiyah, perebutan

kekuasaan nampak jelas. Pada periode ini, hanya empat khalifah yang

meninggal secara wajar. Selebihnya para khalifah ada yang meninggal

diracun, dibunuh, dan diturunkan paksa.

c. Meningkatnya konflik keagamaan. Konflik antara kelompok Sunni-Syiah

sejak masa khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan tidak

pernah selesai hingga masa Daulah Abbasiyah.

d. Melemahnya jiwa patriotisme dan Nasionalisme. Daulah Abbasiyah banyak

memperoleh kemakmuran, sehingga mampu membayar tentara asing dari

Turki untuk menjaga keamanan dan pertahanan negara. Persoalan ini

memicu merosotnya jiwa patriotisme dan nasionalisme rakyat Daulah

Abbasiyah.

2. Faktor eksternal ;

Penyerangan tentara Mongol atas Baghdad (ibu kota Daulah Abbasiyah)

yang dipimpin oleh Hulagu Khan pada 1258 M, saat itu Daulah Abbasiyah

dipimpin oleh Al-Mu’tashim Billah. Setelah kota Baghdad hancur dan khalifah

Daulah Abbasiyah terbunuh, berakhirlah kekuasaan Daulah Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia muslim tanpa khalifah yang namanya

biasa disebut-sebut dalam sholat Jum’at.

a. Banyak muncul pemberontakan

Setelah periode kedua, kekhalifahan Daulah Abbasiyah tidak sekuat

para pendahulunya. Kebijakan pemerintahan yang tidak berpihak kepada

rakyat, tingginya pajak yang dibebankan kepada rakyat, mengakibatkan

banyak daerah-daerah yang memberontak dan memisahkan diri dari

pemerintah pusat Daulah Abbasiyah.

b. Dominasi bangsa Turki dan bangsa Persia

Bangsa Turki dan bangsa Persia (Bani Buwaihi) banyak menguasai

pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan khalifah. Segala persoalan

terkait jalannya roda pemerintahan dikendalikan oleh bangsa Turki dan

bangsa Persia. Kedudukan khalifah Daulah Abbasiyah benar-benar hanya

sebatas pemerintahan boneka saja.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

About

Facebook

Popular Posts

Blog Archive

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

About

Copyright © Rumah Belajar Online | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com