DAULAH MAMLUK
PELANJUT KEMAJUAN KEBUDAYAAN ISLAM
A. Proses Berdirinya Daulah Mamluk
Daulah Mamluk, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, merupakan daulah para
budak, yang berasal dari beragam kelompok suku non-daulah membentuk sebuah
pemerintahan, menggantikan Daulah Ayyubiyah yang telah berkuasa selama 79 tahun di
Mesir (1171-1250 M). Para penguasa ini menegaskan kekuasaan mereka atas wilayah
Suriah-Mesir yang dikuasai oleh tentara salib.
Daulah Mamluk mampu bertahan dari serangan pasukan Mongol pimpinan Hulagu
Khan dan Timurlenk. Seandainya mereka gagal bertahan, tentu seluruh tatanan sejarah
dan kebudayaan di Asia Barat dan Mesir akan berubah drastis. Berkat kegigihan mereka,
penduduk Mesir bisa tetap menyaksikan kesinambungan budayadan institusi politik
a. Kelahiran Daulah Mamluk
Daulah Mamluk berkuasa di Mesir pada tahun 1250-1517 M. Meskipun Daulah
Mamluk terdiri atas berbagai ras yang berbeda-beda, mereka mampu
mengapresiasi dengan baik pembangunan arsitektur dan kesenian, sehingga dalam
kedua bidang itu, Mesir boleh dibandingkan dengan daulah-daulah yang lain.
Bahkan Kairo hingga saat ini masih menjadi tempat yang indah bagi dunia
peradaban Islam. Daulah Mamluk berfaham Islam Sunni, serupa dengan
pendahulunya Daulah Ayyubiyah.
Pondasi kekuasaan Daulah Mamluk diletakkan oleh penguasa pertamanya
Sultanah Shajarah Ad-Durr, ia menerbitkan keping mata uang yang menyandang
namanya dan pernah memerintahkan agar namanya disebut-sebut dalam khutbah
Jum’at. Selama delapan puluh hari Sultanah Shajarah Ad-Durr berkuasa di Mesir.
Daulah Mamluk terbagi menjadi dua; Mamluk Bahri dan Mamluk Burji:
1. Mamluk Bahri (1250-1390 M)
Penguasa Mamluk Bahri pertama adalah Sultan Izzudin Aybak yang
berkuasa tahun 1250-1257 M. Awalnya ia adalah panglima utama Daulah
Mamulk (Atabeg al-Askar). Mamluk Bahri pada awalnya adalah adalah
pengawal-pengawal yang dibeli oleh khalifah Al-Shalih Al-Ayyub dari Daulah
Ayyubiyah dan menjadi sultan di kemudian hari.
2. Mamluk Burji (1382-1517 M)
Pendiri sekaligus sultan Mamluk Burji (bahasa Arab: burj) pertama adalah
Sultan Qallawun (1279-1290 M). Mamluk Burji tidak mengenal konsep
kekuasan yang diwariskan, dan tidak menerapkan kebijakan nepotisme. Tahta
kekuasaan menjadi milik siapa yang mampu meraihnya.
b. Sultan Daulah Mamluk
Keseluruhan penguasa Daulah Mamluk berjumah 47 orang, 24 berasal dari
Mamluk Bahri, tidak termasuk Shajarah Ad-Durr, dan 23 orang dari Mamluk Burji.
Rata-rata masa pemerintahan seluruh penguasa Daulah Mamluk tidak lebih dari
enam tahun.
c. Pemimpin Terkenal Daulah Mamluk
Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari
Sultan Mamluk yang paling terkenal adalah Sultan Az-Zahir Ruknuddin
Baybar Al-Bunduqdari (1260-1277 M). pada awalnya ia adalah seorang budak
dari Turki, nama Al-Bunduqdari diperoleh dari tuan pemiliknya di Hamah
sebelum dibeli oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub. Baybar Al-Bunduqdari
diangkat menjadi pemimpin pasukan pengawal oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub,
bahkan karir militernya berjalan mulus hingga ia berhasil menjabat sebagai
komondo militer tertinggi di wilayah itu.
Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari menjadi Sultan Daulah
Mamluk yang agung, penguasa dan pendiri sejati kekuasaan Daulah Mamluk.
Kemenangan pertamanya ia peroleh dalam peperangan melawan tentara Mongol
di medan perang Ain Jalut; tetapi puncak ketenarannya didapatkan berkat
perjuangannya yang tanpa henti melawan tentara salib.
Keperwiraan Sultan Az-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari
Kapasitas Sultan Baybar Al-Bunduqdari lebih dari sekedar pemimpin militer.
Ia tidak hanya berhasil mengorganisasi angkatan perangnya, membangun
kembali angkatan laut, dan memperkuat benteng Suriah, tetapi ia juga menggali
sejumlah kanal, memperbaiki pelabuhan, serta menghubungkan Kairo dan
Damaskus dengan layanan burung Pos, yang hanya membutuhkan waktu empat
hari. Terminal-terminal kuda didirikan di setiap pos pemberhentian yang siap
mengangkutnya kapan pun.
Daulah Mamluk juga memiliki pelayanan merpati Pos. Berkat mereka, Mesir
memiliki daftar burung berkualitas baik untuk memenuhi pelayanan itu, yang
asalnya dikembangkan pada periode Fathimiyah. Kualitas-kulitas burung itu
didata dalam sebuah daftar khusus.
Sultan Baybar Al-Bunduqdari juga membangun banyak fasilitas umum,
mempercantik Masjid, menetapkan pajak untuk negara, zakat, dan sedekah. Di
antara beberapa monumen arsitekturnya, seperti masjid agung di Kairo dan di
Damaskus yang dibangun pada tahun 1269 M, serta sekolah yang menyandang
namanya masih bertahan hingga kini.
B. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mamluk
a. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, daulah Mamluk membuka hubungan dagang dengan
Perancis dan Itali melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh daulah
Fatimiyyah di Mesir sebelumnya.
Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang
ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi
antara kota, baik laut mahupun darat. Keteguhan angkatan laut daulah Mamluk sangat
membantu pengembangan ekonominya.
b. Seni Bangunan
Daulah Mamluk juga banyak mengalami kemajuan di bidang seni bangunan.
Banyak arsitek dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjid-
masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di
antaranya adalah, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara
masjid.
c. Ilmu Pengetahuan
Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan-ilmuan asal
Baghdad dari serangan tentera Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak
berkembang di Mesir, seperti ilmu sejarah, kedokteran,
astronomi, matematik, dan ilmu agama.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn
Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-
tusi. Di bidang kedokteran pula, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang
ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al-
`Asqalani.
d. Budaya Politik dan Militer
Daulah Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan
dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qallawun
(1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun.
Anak Qallawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut
oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak
mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para
amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.
Kemajuan-kemajuan itu dicapai dalam bebagai bidang, seperti konsolidasi
pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan.
Daulah Mamluk juga memilik pengaruh besar dalam bidang militer. Para tentara
yang dididik haruslah dengan tujuan untuk menjadi pasukan pendukung
kebijaksanaan pemimpin. Sultan akan diangkat di antara pemimpin tentara yang
terbaik, yang paling berprestasi, dan mempunyai kemampuan untuk menghimpun
kekuatan. Walaupun mereka adalah pendatang di wilayah Mesir, mereka berhasil
menciptakan ikatan yang kuat berdasarkan daerah asal mereka.
Daulah Mamluk juga menghasilkan buku ilmu kemiliteran. Minat para penulis
semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya
kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu.
e. Sistem Pemerintahan
Bentuk pemerintahan oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang
menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan melalui garis
keturunan. Sistem pemerintahan oligarki ini merupakan kreatifitas tokoh-tokoh
militer daulah Mamluk yang belum pernah berlaku sebelumnya dalam perkembangan
politik di pemerintahan Islam. Jika dibandingkan dengan sistim pemerintahan yang
dijalankan sebelumnya, yaitu Sistem Monarki dan Sistem Aristokrasi atau
pemerintahan para bangsawan, maka sistem pemerintahan Oligarki dapat dikatakan
lebih demokratis.
Sistem Oligarki lebih mementingkan kecakapan, kecerdasan, dan keahlian dalam
peperangan. Sultan yang lemah bisa saja disingkirkan atau diturunkan dari kursi
jabatannya oleh seorang tentara yang lebih kuat dan memiliki pengaruh besar di
tengah-tengah masyarakat. Kelebihan lain dari sistim oligarki ini adalah tidak adanya
istilah senioritas yang berhak atas juniornya untuk menduduki jabatan sultan,
melainkan lebih berdasarkan keahlian dan kepiawaian seorang tentara tersebut.
f. Runtuhnya Daulah Mamluk
Kemajuan-kemajuan daulah Mamluk ini tercapai berkat kepribadian dan wibawa
Sultan yang tinggi, menciptakan militer yang kuat dan menjaga kesetabilan negara
yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang,
daulah Mamluk sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.
0 komentar:
Posting Komentar