Jumat, 25 November 2022

DAULAH MAMLUK PELANJUT KEMAJUAN KEBUDAYAAN ISLAM

 DAULAH MAMLUK

PELANJUT KEMAJUAN KEBUDAYAAN ISLAM




A. Proses Berdirinya Daulah Mamluk

Daulah Mamluk, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, merupakan daulah para

budak, yang berasal dari beragam kelompok suku non-daulah membentuk sebuah

pemerintahan, menggantikan Daulah Ayyubiyah yang telah berkuasa selama 79 tahun di

Mesir (1171-1250 M). Para penguasa ini menegaskan kekuasaan mereka atas wilayah

Suriah-Mesir yang dikuasai oleh tentara salib.

Daulah Mamluk mampu bertahan dari serangan pasukan Mongol pimpinan Hulagu

Khan dan Timurlenk. Seandainya mereka gagal bertahan, tentu seluruh tatanan sejarah

dan kebudayaan di Asia Barat dan Mesir akan berubah drastis. Berkat kegigihan mereka,

penduduk Mesir bisa tetap menyaksikan kesinambungan budayadan institusi politik



a. Kelahiran Daulah Mamluk

Daulah Mamluk berkuasa di Mesir pada tahun 1250-1517 M. Meskipun Daulah

Mamluk terdiri atas berbagai ras yang berbeda-beda, mereka mampu

mengapresiasi dengan baik pembangunan arsitektur dan kesenian, sehingga dalam

kedua bidang itu, Mesir boleh dibandingkan dengan daulah-daulah yang lain.

Bahkan Kairo hingga saat ini masih menjadi tempat yang indah bagi dunia

peradaban Islam. Daulah Mamluk berfaham Islam Sunni, serupa dengan

pendahulunya Daulah Ayyubiyah.

Pondasi kekuasaan Daulah Mamluk diletakkan oleh penguasa pertamanya

Sultanah Shajarah Ad-Durr, ia menerbitkan keping mata uang yang menyandang

namanya dan pernah memerintahkan agar namanya disebut-sebut dalam khutbah

Jum’at. Selama delapan puluh hari Sultanah Shajarah Ad-Durr berkuasa di Mesir.

Daulah Mamluk terbagi menjadi dua; Mamluk Bahri dan Mamluk Burji:

1. Mamluk Bahri (1250-1390 M)

Penguasa Mamluk Bahri pertama adalah Sultan Izzudin Aybak yang

berkuasa tahun 1250-1257 M. Awalnya ia adalah panglima utama Daulah

Mamulk (Atabeg al-Askar). Mamluk Bahri pada awalnya adalah adalah

pengawal-pengawal yang dibeli oleh khalifah Al-Shalih Al-Ayyub dari Daulah

Ayyubiyah dan menjadi sultan di kemudian hari.

2. Mamluk Burji (1382-1517 M)

Pendiri sekaligus sultan Mamluk Burji (bahasa Arab: burj) pertama adalah

Sultan Qallawun (1279-1290 M). Mamluk Burji tidak mengenal konsep

kekuasan yang diwariskan, dan tidak menerapkan kebijakan nepotisme. Tahta

kekuasaan menjadi milik siapa yang mampu meraihnya.

b. Sultan Daulah Mamluk

Keseluruhan penguasa Daulah Mamluk berjumah 47 orang, 24 berasal dari

Mamluk Bahri, tidak termasuk Shajarah Ad-Durr, dan 23 orang dari Mamluk Burji.

Rata-rata masa pemerintahan seluruh penguasa Daulah Mamluk tidak lebih dari

enam tahun.

c. Pemimpin Terkenal Daulah Mamluk

 Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari

Sultan Mamluk yang paling terkenal adalah Sultan Az-Zahir Ruknuddin

Baybar Al-Bunduqdari (1260-1277 M). pada awalnya ia adalah seorang budak

dari Turki, nama Al-Bunduqdari diperoleh dari tuan pemiliknya di Hamah

sebelum dibeli oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub. Baybar Al-Bunduqdari

diangkat menjadi pemimpin pasukan pengawal oleh Sultan Al-Shalih Al-Ayyub,

bahkan karir militernya berjalan mulus hingga ia berhasil menjabat sebagai

komondo militer tertinggi di wilayah itu.

Sultan Al-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari menjadi Sultan Daulah

Mamluk yang agung, penguasa dan pendiri sejati kekuasaan Daulah Mamluk.

Kemenangan pertamanya ia peroleh dalam peperangan melawan tentara Mongol

di medan perang Ain Jalut; tetapi puncak ketenarannya didapatkan berkat

perjuangannya yang tanpa henti melawan tentara salib.

 Keperwiraan Sultan Az-Zahir Ruknuddin Baybar Al-Bunduqdari

Kapasitas Sultan Baybar Al-Bunduqdari lebih dari sekedar pemimpin militer.

Ia tidak hanya berhasil mengorganisasi angkatan perangnya, membangun

kembali angkatan laut, dan memperkuat benteng Suriah, tetapi ia juga menggali

sejumlah kanal, memperbaiki pelabuhan, serta menghubungkan Kairo dan

Damaskus dengan layanan burung Pos, yang hanya membutuhkan waktu empat

hari. Terminal-terminal kuda didirikan di setiap pos pemberhentian yang siap

mengangkutnya kapan pun.

Daulah Mamluk juga memiliki pelayanan merpati Pos. Berkat mereka, Mesir

memiliki daftar burung berkualitas baik untuk memenuhi pelayanan itu, yang

asalnya dikembangkan pada periode Fathimiyah. Kualitas-kulitas burung itu

didata dalam sebuah daftar khusus.

Sultan Baybar Al-Bunduqdari juga membangun banyak fasilitas umum,

mempercantik Masjid, menetapkan pajak untuk negara, zakat, dan sedekah. Di

antara beberapa monumen arsitekturnya, seperti masjid agung di Kairo dan di

Damaskus yang dibangun pada tahun 1269 M, serta sekolah yang menyandang

namanya masih bertahan hingga kini.


B. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mamluk

a. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, daulah Mamluk membuka hubungan dagang dengan

Perancis dan Itali melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh daulah

Fatimiyyah di Mesir sebelumnya.

Disamping itu, hasil pertanian juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang

ekonomi ini didukung oleh pembangunan jaringan pengangkutan dan komunikasi

antara kota, baik laut mahupun darat. Keteguhan angkatan laut daulah Mamluk sangat

membantu pengembangan ekonominya.

b. Seni Bangunan

Daulah Mamluk juga banyak mengalami kemajuan di bidang seni bangunan.

Banyak arsitek dibawa ke Mesir untuk membangunkan sekolah-sekolah dan masjid-

masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini di

antaranya adalah, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah, dan menara

masjid.

c. Ilmu Pengetahuan

Di dalam ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuan-ilmuan asal

Baghdad dari serangan tentera Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak

berkembang di Mesir, seperti ilmu sejarah, kedokteran,

astronomi, matematik, dan ilmu agama.

Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, Ibn

Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir Al-Din Al-

tusi. Di bidang kedokteran pula, Abu Hasan `Ali Al-Nafis. Sedangkan, dalam bidang

ilmu keagamaan, tersohor nama Ibn Taimiyah, Al-Sayuthi, dan Ibn Hajar Al-

`Asqalani.

d. Budaya Politik dan Militer

Daulah Mamluk membawa warna baru dalam sejarah politik Islam. Pemerintahan

dinasti ini bersifat oligarki militer, kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qallawun 

(1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan secara turun temurun.

Anak Qallawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut

oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak

mendatangkan kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para

amir berkompetisi dalam prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.

Kemajuan-kemajuan itu dicapai dalam bebagai bidang, seperti konsolidasi

pemerintahan, perekonomian, dan ilmu pengetahuan.

Daulah Mamluk juga memilik pengaruh besar dalam bidang militer. Para tentara

yang dididik haruslah dengan tujuan untuk menjadi pasukan pendukung

kebijaksanaan pemimpin. Sultan akan diangkat di antara pemimpin tentara yang

terbaik, yang paling berprestasi, dan mempunyai kemampuan untuk menghimpun

kekuatan. Walaupun mereka adalah pendatang di wilayah Mesir, mereka berhasil

menciptakan ikatan yang kuat berdasarkan daerah asal mereka.

Daulah Mamluk juga menghasilkan buku ilmu kemiliteran. Minat para penulis

semakin terpacu dengan keinginan mereka untuk mempersembahkan sebuah karya

kepada kepada para sultan yang menjadi penguasa saat itu.

e. Sistem Pemerintahan

Bentuk pemerintahan oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang

menerapkan kepemimpinan berdasarkan kekuatan dan pengaruh, bukan melalui garis

keturunan. Sistem pemerintahan oligarki ini merupakan kreatifitas tokoh-tokoh

militer daulah Mamluk yang belum pernah berlaku sebelumnya dalam perkembangan

politik di pemerintahan Islam. Jika dibandingkan dengan sistim pemerintahan yang

dijalankan sebelumnya, yaitu Sistem Monarki dan Sistem Aristokrasi atau

pemerintahan para bangsawan, maka sistem pemerintahan Oligarki dapat dikatakan

lebih demokratis.

Sistem Oligarki lebih mementingkan kecakapan, kecerdasan, dan keahlian dalam

peperangan. Sultan yang lemah bisa saja disingkirkan atau diturunkan dari kursi

jabatannya oleh seorang tentara yang lebih kuat dan memiliki pengaruh besar di

tengah-tengah masyarakat. Kelebihan lain dari sistim oligarki ini adalah tidak adanya

istilah senioritas yang berhak atas juniornya untuk menduduki jabatan sultan,

melainkan lebih berdasarkan keahlian dan kepiawaian seorang tentara tersebut.

f. Runtuhnya Daulah Mamluk

Kemajuan-kemajuan daulah Mamluk ini tercapai berkat kepribadian dan wibawa

Sultan yang tinggi, menciptakan militer yang kuat dan menjaga kesetabilan negara

yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang,

daulah Mamluk sedikit demi sedikit mengalami kemunduran.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

About

Facebook

Popular Posts

Blog Archive

Blog Archive

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

About

Copyright © Rumah Belajar Online | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com